whatsapp image 2025 10 01 at 09.22.59


GARUT, Tarogong Kidul – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut mengapresiasi terselenggaranya kegiatan Penguatan Pemberdayaan Perpustakaan Sekolah/Madrasah dan Perguruan Tinggi di Kabupaten Garut, yang berlangsung di Balai Diklat Keluarga Berencana (KB), Jalan RSU, Kecamatan Tarogong Kidul, Selasa (30/9/2025).

‎Kegiatan ini dibuka langsung oleh Kepala Pusat Pengembangan Perpustakaan Sekolah, Madrasah, dan Perguruan Tinggi Perpustakaan Nasional (Perpusnas), Taufiq A. Gani.

‎Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Garut, Totong, menyampaikan apresiasi tinggi atas inisiatif Perpusnas. Ia menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian penting dalam meningkatkan Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat dan menumbuhkan budaya gemar membaca di Garut.

‎Menurutnya, penguatan perpustakaan di sekolah, madrasah, dan perguruan tinggi adalah langkah strategis bagi pengembangan literasi. “Kami sangat mengapresiasi dan tentunya berterima kasih lah bahwa Garut dijadikan lokus tempat kegiatan untuk penguatan pemberdayaan perpustakaan,” ujar Totong.

‎Ia menambahkan, kolaborasi ini tidak hanya berupa pelatihan, tetapi juga mencakup dukungan lain. Pada tahun 2026, direncanakan program lanjutan hasil kerja sama Perpusnas dengan Pemkab Garut melalui Dispusip.

‎Peserta kegiatan berasal dari berbagai jenis perpustakaan, meliputi perpustakaan sekolah (SD, SMP, SMA, SMK, MTs), perguruan tinggi, perpustakaan desa/kelurahan, hingga Taman Bacaan Masyarakat (TBM). Totong berharap kegiatan ini mampu memperbaiki tata kelola perpustakaan di semua tingkatan agar berdampak langsung pada peningkatan literasi masyarakat.

‎Sementara itu, Taufiq A. Gani menjelaskan tujuan utama kegiatan ini adalah mendorong kolaborasi lintas perpustakaan. “Jadi masing-masing perpustakaan itu kan sendiri-sendiri, nah dengan ini mereka bisa bekerja sama. Itu tujuannya,” jelasnya.

‎Ia juga menilai kerja bersama di tingkat kawasan menjadi penting, karena dalam satu wilayah biasanya terdapat perpustakaan sekolah, desa, TBM, dan perguruan tinggi. Melalui kolaborasi, diharapkan lahir kegiatan nyata, seperti membaca nyaring untuk anak-anak di desa hingga program literasi bagi orang dewasa.

‎“Ya harapannya ini adalah kita bergerak lebih maju lagi, artinya kita tidak memikirkan hanya di unit kerja kita, orientasi kita itu adalah ke masyarakat,” tambah Taufiq.

‎Ia menyimpulkan, kolaborasi antarperpustakaan akan membuat peran perpustakaan lebih terasa dan diterima oleh masyarakat luas.